
Memanfaatkan kehutanan di negeri sendiri secara optimal dan bisa datangkan profit pastinya bukan hal yang gampang. Tentu saja akan ada banyak sekali hal yang harus dipertimbangkan, supaya bisa memanfaatkan kehutanan tanpa harus menimbulkan kerugian bagi negara. Perlu untuk diketahui bahwa, pengelolaan yang baik didukung pula dengan sumber daya manusia bisa dipastikan akan bisa wujudkan pengelolaan sumber daya alam negara dengan optimal pula. Nah, dari sekian banyaknya pelaku bisnis yang bisa berhasil dalam melakukan hal tersebut, ternyata Sukanto Tanoto termasuk salah satu diantaranya. Ia merupakan seorang pebisnis sukses yang mampu jadi raja pada sektor kertas dan kelapa sawit di Indonesia.
Perjalanan Sukanto Tanoto Memanfaatkan Kehutanan
di Indonesia untuk Maksimalkan Bisnisnya
Pada awalnya, Sukanto Tanoto ini
melanjutkan bisnis onderdil mobil yang dikembangkan oleh keluarganya, serta
mulai kembangkan bisnis mengenai general contractor serta supplier. Awalnya Sukanto
mendapat tawarkan pekerjaan dari Sjam, seorang pejabat Pertamina dari Aceh.
Saat itu ia langsung mengiyakan tawaran yang diberikan kepadanya tanpa berpikir
panjang. Sukanto Tanoto memang sempat membangun sebuah rumah dan instalasi pipa
serta sempat pula membangun lapangan golf.
Namun demikian, ia tidak hanya
berpuas diri dengan bisnis contractornya tersebut. Pada saat situasi impor kayu
lapis hadapi hambatan dan masalah, ia kemudian berinisiatif untuk mendirikan
sebuah perusahaan kayu yang dinamai sebagai CV. Karya Pelita tahun 1972. Yang
mana saat itu memang masih belum ada pebisnis yang berani memproduksi kayu
lapis. Sukanto Tanoto kemudian ubah nama perusahaannya tersebut jadi Raja
Garuda Mas tahun 1973, dan mulai ekspor kayu lapis dengan merek Polyplex.
Sukanto Tanoto memang terbilang
cukup sukses dalam menjalankan bisnis kayu lapisnya tersebut, namun jika
kembali lagi mencoba untuk meraih kesuksesan di bidang bisnis pulp, kertas, dan
juga rayon, serta mulai memasok bibit unggulan pohon penghasil pulp ke
Indonesia. Perusahaan yang bergerak dalam bidang pulp dan kertas ini diberi
nama PT. Inti Indorayon Utama. Tetapi dikarenakan dinilai mencemari lingkungan
danau toba, sehingga perusahaan tersebut sempat ditutup.
Kejadian ini tentu jadi pelajaran
yang sangat berharga sekali bagi Sukanto Tanoto. Ia lalu mulai dirikan pabrik
baru di Riau dengan nama Riau Pulp. Dari sinilah ia mulai buka hutan tanaman
industri serta mendirikan pabrik pulp yang katanya merupakan salah satu pabrik
pulp terbesar di dunia. Menariknya, Sukanto Tanoto juga mulai mengajak
masyarakat sekitar untuk membentuk sebuah komunitas pengembangan yang prakarsai
pembuatan jalan, pertanian, penggemukan sapi, dan berbagai aksi – aksi yang
bermanfaat lainnya.
Sukanto kini punya banyak sekali
bisnis diluar bisnis kayu lapis dan pulp. Ia punya bisnis bank, properti, dan
perkebunan kelapa sawit. Sukanto Tanoto bahkan sempat dinobatkan sebagai orang
terkaya di Indonesia tahun 2006 silam, namun hal tersebut pastinya tidak
membuatnya berhenti untuk belajar. Bahkan di tahun ini ia masih tetap terus
kembangkan bisnis – bisnisnya, khususnya untuk jenis bisnis di bidang
kehutanan.
Sukanto Tanoto adalah sosok yang
gemar sekali membaca buku, bahkan ia akan selalu membawa buku kemana pun pergi.
Tidak jarang pula Sukanto mengambil cuti hanya untuk mengikuti berbagai kursus
singkat. Sukanto Tanoto menganggap bahwa dirinya merupakan siswa profesional
abadi yang tidak akan pernah berhenti untuk terus belajar agar bisa mendapatkan
ilmu – ilmu serta inspirasi baru untuk kemajuan dirinya dan bisnis yang
dijalani.