Vaksinasi DPT, Solusi Pencegahan Difteri dan Efek Samping

14.11

Difteri
merupakan penyakit yang banyak terjadi di dunia beberapa tahun belakangan. Indonesia pun menetapkan penyebaran penyakit ini  sebagai salah satu kejadian luar biasa atau KLB pada tahun 2017 lalu. Penyakit ini bisa saja memicu komplikasi sehingga menyebabkan kematian dikalangan anak-anak hingga orang lanjut usia. Sebenarnya adakah cara mencegah penyebaran penyakit mematikan satu ini sejak dini?

Cara mencegah penyakit difteri pada anak-anak
Anak-anak yang berusia dibawah lima tahun lebih rentan terkena penularan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium. Hal ini dikarenakan sistem kekebalan tubuh si kecil masih belum sempurna. Faktor lingkungan yang tidak sehat, bepergian ke daerah endemik hingga tertular penyakit dari batuk atau bersin dan melakukan kontak langsung dengan penderita sangat mempengaruhi.

Selain memperhatikan kebersihan dan kesehatan diri sejak awal, ada solusi mencegah penularan penyakit difteri dengan cara vaksinasi. Ya, vaksinasi DPT merupakan langkah mencegah tertular penyakit sejak usia si kecil baru berusia 2 bulan lho! Yuk, simak mengenai vaksinasi DPT berikut ini https://apotheekheren.nl/!

Vaksinasi DPT, manfaat dan efek samping
Vaksinasi DPT atau terdiri dari singkatan kata difteri, ertusis dan tetanus ini merupakan imunisasi yang wajib diberikan pada balita. Masing-masing jenis penyakit yang disebutkan memiliki risiko dan komplikasi yang bisa berujung pada kematian. Demi menekan angka kematian bayi akibat tiga penyakit tersebut, pemerintah mencanangkan wajib imunisasi sejak usia dini.

Pemberian vaksinasi DPT sendiri bisa mencegah si kecil terkena penyakit yang menyerang saluran pernapasan ini. Anda tidak perlu khawatir lagi mengenai penyebaran penyakit difteri yang semakin parah. Pasalnya, si kecil sudah terlindungi dari risiko penyakit yang menimbulkan gejala tenggorokan tertutup selaput lendir keabu-abuan ini. Jika tidak segera ditangani, gejala penyakit ini bisa menyebabkan si kecil mengalami sulit bernapas dan menelan makanan.

Pemberian vaksinasi DPT akan dilakukan tenaga medis selama lima kali yaitu saat bayi berusia 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan. Setelah itu, pemberian keempat akan dilangsungkan saat anak berusia 18 bulan sedangkan vaksinasi DPT terakhir pada rentang usia 5 tahun.

Anda wajib tahu bahwa pemberian DPT ini wajib dijadwalkan agar kesehatan si kecil terjaga dengan baik. Imunisasi harus diulang selama 10 tahun sekali untuk menghindari tertular penyakit mematikan. Vaksinasi lanjutan tidak disarankan bila anak mengalami rekasi alergi berat dan mengalami gangguan sistem syaraf dan otak selama seminggu setelah vaksinasi.

Efek samping pemberian vaksinasi DPT pada anak
Sebaiknya orangtua segera membawa si kecil melakukan pemeriksaan ke dokter bila mengalami efek samping vaksinasi. Anda wajib waspada bila si kecil mengalami demam di atas 40 derajat celsius, terus menangis selama kurang lebih 3 jam dan anak mengalami kejang atau pingsan pasca vaksinasi DPT.

Namun, Anda tidak perlu khawatir jika si kecil menunjukkan reaksi efek samping vaksinasi DPT yang wajar. Efek samping yang biasa terjadi antara lain si kecil mengalami demam ringan, bengkak pada bagian yang disuntik, kulit bekas suntikan merah dan terasa sakit, mengalami lelah dan rewel. Efek samping tersebut merupakan reaksi normal setelah si kecil mendapatkan vaksinasi DPT. Jadi, Anda tidak perlu khawatir berlebihan ya!


Vaksinasi DPT merupakan solusi pencegahan penyakit sejak anak masih berusia dini. Sangat jarang terjadi efek samping buruk seperti kejang, koma hingga kerusakan otak pada si kecil yang baru saja menjalani vaksinasi. Sebaiknya Anda selalu melakukan konsultasi dengan dokter mengenai jadwal imunisasi yang tepat! Yuk, lindungi buah hati Anda dari penyakit difteri yang bisa menyebabkan kematian!

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »